Sadap Latex Stimulant
Bahan aktif : Ethepon 40%
No. Pendaftaran : RI. 3373/12-2008/T
Satu Botol Isi Bersih 50 ml Rp 18.000,-
Tanaman getah karet merupakan salah satu komoditiiii perkebunan yang menduduki posisi cukup penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia, sehingga memiliki prospek yang sangat cerah. oleh sebab itu upaya peningkatan produktifitas usaha tani terus dilakukan terutama dalam bidang tekknologi budidayanya.
Getah karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor karet Indonesia selama 20 tahun terakhir terus menunjukan adanya peningkatan dari 1.00000 juta ton pada tahun 1985 menjadi 1.3 juta ton pada tahun 1995 dan 1.9 juta ton pada tahun 2004. Pendapatan devisa dari komoditi ini pada tahun 2004 mencapai $ 2.25 Milyar, yang merupakan 5% dari pendapatn devisa non-migas.
Sejumlah lokasi di Indonesia memiliki keadaan lahan yang cocok untuk pertanaman karet, sebagian besar berada diwilayah Sumatra dan Kalimantan. luas area perkebunan karet tahun 2005 tercatat mencapai lebih dari 3.2 juta ha yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Diantaranya 85% merupakan perkebunan karet milik rakyat dan hanya 7% perkebunan besar negara serta 8% perkebunan besar milik swasta.
Produksi getah karet secara nasional tahun 2005 mencapai angka sekitar 2.22 juta ton. Jumlah ini masih akan bisa ditingkatkan lagi dengan memberdayakan lahan-lahan pertanian milik petani dan lahan kosong/tidak produktif yang sesuai untuk perkebunan karet. dengan memperhatikan adanya peningkatan permintaan dunia terhadap komoditi karet ini dimasa yang akan datang, maka upaya untuk meningkatkan pendapatan petani melalui perluasan tanaman karet dan peremajaan kebun bisa merupakan langkah yang efektif untuk dilaksanakan. Guna mendukung hal ini, perlu diadakan bantuan yang bisa memberikan modal bagi petani atau perkebun swasta untuk membiyai pembangunan kebun karet dan pemeliharaan tanaman secara intensif.
Getah karet merupakan yang vital bagi kehidupan manusia sehari-hari, hal ini terkait dengan mobilitas manusia dan yang memerlukan komponen yang terbuat dari getah karet seperti ban kendaraan. conveyor belt, sabuk transmisi, dock fender, sepatu dan sandal karet, kebutuhan karet alam maupun karet sintetik terus meningkat sejalan dengan meningkatnya standar hidup manusia. kebutuhan karet sintetik relatif lebih mudah dipenuhi karena sumber bahan baku relatif tersedia walaupun harganya mahal, akan tetapi karet alam dikonsumsi sebagai bahan baku industri tetapi diproduksi sebagai komoditi perkebunan.
Pertumbuhan ekonomi dunia yang pesat pada 10 tahun terakhir, terutama China dan beberapa negara kawasan Asia-Pasifik dan Amerika Latin seperti india, Korea Selatan dan Brazil memberikan dampak pertumbuhan permintaan getah karet alam yang cukup tinggi. walaupun pertumbuhan permintaan getah karet di negara-negara industri maju seperti Amerika Serikat, Eropa Barat dan Jepang relatif stagnan. menurut perkiraan International Rubber Study Group (IRSG), diperkirakan akan terjadi kekurangan pasokan getah karet alam pada periode dua dekade ke depan. hal ini menjadi kekuatiran pihak konsumen, terutama pabrik-pabrik ban seperti Bridgestone, Good Year dan Minchellin. Sehingga pada tahun 2004, IRSG membentuk Task Force Rubber Eco Project (REP) untuk melakukan studi tentang permintaan dan penawaran getah karet sampai dengan tahun 2035.
Hasil studi REP menyatakan bahwa permintaan karet alam dan sintetik dunia pada tahun 2035 adalah sebesar 31.3 juta ton untuk industri ban dan non ban, dan 15 juta ton diantaranya adalah getah karet alam. Produksi getah karet pada tahun 2005 diperkerikan 8.5 juta ton. Dari Studi ini diproyeksikan pertumbuhan produksi Indonesia akan mencapai 3% per tahun, sedangkan Thailand hanya 1% dan Malaysia 2%. Pertumbuhan produksi untuk Indonesia dapat dicapai melalui peremajaan atau penanaman baru pohon getah karet yang cukup besar. dengan perkiraan produksi pada tahun 2020 sebesar 3.5 juta ton dan tahun 2035 sebesar 5.1 juta ton.
Sejak pertengahan tahun 2002 harga karet mendekati harga $ 1.00/Kg dan sampai sekarang ini telah mencapai $ 1.90 untuk harga SIR 20 di SICOM Singapura. Diperkirakan harga akan mencapai $ 2.00 pada tahun 2007 dan pada jangka panjang sampai 2020 akan tetap stabil, dikarenakan permintaan yang permintaan yang terus meningkat terutama China, India, Brazil dan negara-negara yang mempunyai pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Asia Fasifik.
Pertumbuhan ekonomi dunia yang pesat pada 10 tahun terakhir, terutama China dan beberapa negara kawasan Asia-Pasifik dan Amerika Latin seperti india, Korea Selatan dan Brazil memberikan dampak pertumbuhan permintaan getah karet alam yang cukup tinggi. walaupun pertumbuhan permintaan getah karet di negara-negara industri maju seperti Amerika Serikat, Eropa Barat dan Jepang relatif stagnan. menurut perkiraan International Rubber Study Group (IRSG), diperkirakan akan terjadi kekurangan pasokan getah karet alam pada periode dua dekade ke depan. hal ini menjadi kekuatiran pihak konsumen, terutama pabrik-pabrik ban seperti Bridgestone, Good Year dan Minchellin. Sehingga pada tahun 2004, IRSG membentuk Task Force Rubber Eco Project (REP) untuk melakukan studi tentang permintaan dan penawaran getah karet sampai dengan tahun 2035.
Hasil studi REP menyatakan bahwa permintaan karet alam dan sintetik dunia pada tahun 2035 adalah sebesar 31.3 juta ton untuk industri ban dan non ban, dan 15 juta ton diantaranya adalah getah karet alam. Produksi getah karet pada tahun 2005 diperkerikan 8.5 juta ton. Dari Studi ini diproyeksikan pertumbuhan produksi Indonesia akan mencapai 3% per tahun, sedangkan Thailand hanya 1% dan Malaysia 2%. Pertumbuhan produksi untuk Indonesia dapat dicapai melalui peremajaan atau penanaman baru pohon getah karet yang cukup besar. dengan perkiraan produksi pada tahun 2020 sebesar 3.5 juta ton dan tahun 2035 sebesar 5.1 juta ton.
Sejak pertengahan tahun 2002 harga karet mendekati harga $ 1.00/Kg dan sampai sekarang ini telah mencapai $ 1.90 untuk harga SIR 20 di SICOM Singapura. Diperkirakan harga akan mencapai $ 2.00 pada tahun 2007 dan pada jangka panjang sampai 2020 akan tetap stabil, dikarenakan permintaan yang permintaan yang terus meningkat terutama China, India, Brazil dan negara-negara yang mempunyai pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Asia Fasifik.
oke gan terimakasih atas informasi nya ya
BalasHapussalam hangat : http://tanjungherbal.com/jelly-gamat-gold-g